Edelweiss Mekar Di Gunung Papandayan

1176301_718120078215127_1931802426_n

Pada 6-8 Sept 2013 yang lalu, saya kembali diberi kesempatan untuk menikmati salah satu keindahan PenciptaanNya, gunung Papandayan yang terletak di Garut Jawa Barat. Walaupun mendatangi tempat yang sama, namun tetap saja saya mendapatkan begitu banyak hal-hal baru. Dari mulai tim pendakian yang benar-benar baru saya kenal, melalui jalur tracking yang berbeda hingga transportasi yang berbeda. Jika pendakian pertama saya bersama tim Kura-kura Adventure Tangerang, namun kali ini saya diajak seorang teman untuk bergabung bersama tim ANUPALA akronim dari Anak Gunung Paling Laen. Jumlah keseluruhan kami 35 orang, WOW (koprol bolak balik ndak yaaak, ah kayang aja dah 😀 ) cukup banyak memang hingga harus dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok. Kami diangkut tronton dari titik point BKKBN Halim Perdanakusumah. Hmmm lumayan pegel-pegel deh Jakarta-Garut, tapi berasa kebersamaannya 😀 (e ciyeee)

08092013402

Kami berangkat dari Jakarta sekitar pukul 10 malam, ah mungkin lebih. Sampai di Cisurupan sekitar jam 04.00 WIB, kami berhenti sejenak untuk menunaikan Shalat Subuh berjamaah. Kami disambut oleh gemerlap bintang di atas langit Masjid Agung Cisurupan, banyak sekali bintangnya Subhanallah planetarium aja mah lewat hehe, sayangnya tidak ada alat dokumentasi saya yang cukup memadai untuk menyimpan kenangan itu, diceritain aja yak pemirsaah 😀 . Ada kejadian lucu ketika kami berjamaah shalat Subuh, imamnya tidak menggunakan doa Qunut pada rakaat keduanya, tiba-tiba ada yang nyeletuk, Astagfirulllllaaaaaaahaladzhiiiimmmmmm…. (ahaha setau saya doa Qunut itu sunnah, mungkin imamnya lebih nyaman tidak menggunakan doa Qunut, seharusnya tidak menjadi sebuah kesalahan). Hal lain yang nyeleneh, alarm handphone Mas Ferry (ketua rombongan kami) bunyi mulu di saat Shalat, hayah shalat subuh yang semarak. 😀

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Pada pendakian kali ini, ada peserta termuda yang unyu-unyu banget, Kilan namanya. Salut untuk kedua orangtuanya yang berkomitmen untuk mengajarkan kecintaan pada alam sedini mungkin pada anaknya, hmm tapi keknya sih gegara ortu nya yang hobi naik gunung jadi anaknya diajak hihi jempool. Tapi memang berbeda anak-anak yang dikenalkan pada kegiatan jelajah alam sedari dini, mereka cenderung tidak mudah mengeluh. Pernah pada pengalaman saya ke desa Sarongge yang terletak di kaki gunung Gede Pangrango Jawa Barat, ditemani dengan dua keluarga yang membawa buah hatinya masing-masing untuk jelajah hutan dan bermalam di camping ground Sarongge. Dua anak yang memang sudah terbiasa diajak naik gunung dengan kedua orang tuanya cenderung lebih menikmati perjalanan jelajah hutan kala itu, berbeda dengan satu anak yang terus saja bertanya “masih jauh mamiii? Kapan sampenyaa?” dan keluhan lain yang tak henti-hentinya, hingga ortunya memutuskan untuk kembali lagi ke tenda, membatalkan jelajah hutan lebih dalam. Dari segi usia anak itu lebih besar dari kedua anak lainnya. Hmmm… namun setiap anak memiliki keunikannya tersendiri, selalu menarik melihat perkembangan mereka bertumbuh.

Kembali ke leptop 😀

Pada pendakian kali ini saya tidak melalui track berat yang cukup vertical menuju Tegal Alun, namun melewati hutan mati pada sisi yang lain, lebih bersahabat tracknya, tapi tidak bersahabat dengan kaos kaki yang jadi keren and the kumelss karena melalui tanah gambut yang gembur berlumpur hihi.

hihiiOLYMPUS DIGITAL CAMERATegal alun yang saya rasakan pun berbeda dengan sisi Tegal Alun yang pernah saya datangi dahulu dimana terdapat danau yang dikelilingi hamparan edelweis. Kali ini kami melewati tanjakan Mamang (ahaha mungkin karena banyak mamang-mamang yang lewat situ jadi diberi kehormatan dinamai demikian 😀 ) Daaannnn…. Betapa beruntungnya pada pendakian kali ini saya mendapatkan kesempatan untuk melihat karya master piece Nya, bunga edelweiss yang cantik itu mekar merekah. Subhanallah…

mekaaarrrmekaarrr jugaa

Jadi begitu ceritanya pendakian kedua saya ke gunung Papandayan, untuk membaca cerita perjalanan perdana saya ke gunung Papandayan, sila menuju link ini >> Naiiik Naiikk Ke Puncak Gunung Papandayan

 

PS.

Terimakasih untuk Ismi yang sudah ajak saya walaupun dadakan banget 😀 dan terimakasih setulusnya untuk keluarga besar ANUPALA dan semua orang-orang baik yang terlibat dalam perjalanan kali ini, mohon maaf lahir bathin, barakallah untuk kita semuaaa.

Aamiin 🙂

Leave a comment