Wahh, Diundang Makan Sama Ustadz Yusuf Mansur !

image

Rabu, 31 Desember 2014 saya mengikuti  acara Dzikir Nasional di Masjid Attin Jakarta Timur yang diselenggarakan oleh Republika bekerjasama dengan PPA Darul Quran dan komunitas ODOJ (One day One Juz). Banyak sekali deretan pembicara hebat yang mengisi acara ini. Beberapa materi yang sempat saya catat akan saya share di sini. Republika sendiri hampir setiap tahun mengadakan acara serupa di Masjid Attin. Saya juga rutin ikuti acara tersebut tiap tahun, namun 2 tahun terakhir absen. Heheee tidur aja di rumah. Sebenarnya 3-4 tahun sebelumnya Ustadz Arifin Ilham rutin memimpin dzikir akhir tahun di Masjid Attin, entah kenapa sekarang beliau sudah tidak melanjutkan, padahal saya sangaaaatt menikmati momen jam 12 teng pergantian tahun masehi yang cukup ironis itu. Diluar gaduh sekali jedar jedor suara kembang api, sementara kami di dalam masjid, berurai air mata menghitung dosa dan merajut harapan dalam taman surga, majelis dzikir. Ahh… Rindu suara serak Ustadz Arifin Ilham yang memimpin dzikir… Saya harus ke Sentul, masjid Az Dzikra tempat beliau menggelar dzikir Akbar jika pingin melepas rindu. Hmm… Jauh yaa, iyaa. 😀

image

Dok. Ismi

Dalam acara Dzikir Nasional kemarin, saya datang bada Isya. Niatnya mau dari ashar tapi hujan hehe. Sesampainya di Masjid, MasyaAllah ramaii sekali jamaah. Hmmm… suasana masjid silau sekali, karena banyak lampu dan kamera, maklum banyak sekali orang hebat yang mengisi acara. Entah kenapa pihak masjid Attin memisahkan jamaah laki-laki dan perempuan tidak secara vertikal seperti biasanya, namun secara horizontal. Di luar lantai shalat jamaah bercampur, belum lagi di lantai atas. Di luar itu semua Alhamdulillah banyak sekali hikmah ikut kegiatan ini.

Pak Anies Baswedan mengkritisi pengumuman pihak masjid yang berbunyi ;
” Silahkan barang bawaan diletakkan di depan Anda jangan dibelakang Anda. Hati-hati dengan barang bawaan Anda.”

Begitu parahkah Pendidikan di Indonesia ini? Sampai perlu ada himbauan seperti itu di dalam Masjid? Barang di masjid saja bisa hilang, sedangkan di Jepang barang hilang bisa ketemu, di Indonesia barang yang ada malah bisa hilang. Peran orangtua dalam mendidik karakter anak sangatlah besar, di mulai dari rumah, dari kebiasaan-kebiasaan yang terjadi di Rumah anak akan mulai belajar.

Seperti contoh melatih karakter kejujuran pada anak. Ada seorg anak yg meminta ijin pada ibunya mau berbuka puasa jam 2 siang, ibunya tidak memarahi anaknya padahal ia tahu anaknya mau membatalkan karena kelelahan main sepakbola. Namun ia justru mengapresiasi kejujuran anaknya utk meminta izin padahal bisa saja anaknya berbohong berbuka puasa diam-diam. Ibu nya tidak mengatakan anaknya batal puasa tapi dia bilang; sahur kedua, bsk kalo puasa nda usah main bola di siang hari. Dari sini anak belajar bahwa bersikap jujur itu lebih baik, daripada berbohong.

Ustadz Yusuf Mansur menganalogikan kehidupan seorang anak di kota Sungai yang menggambarkan ketakutan dan tantangan perkembangan kehidupan manusia Indonesia khususnya. Ide yang menarik, beliau mengatakan mendapatkan ide kota sungai ini setelah membaca Surat Al Mujadilah yang menggambarkan sungai-sungai mengalir Indah di Surga. Sebelumnya saya mendengarkan beliau menyampaikan analogi kota sungai ini pada Kajian bulanan di masjid Istiqlal hari Minggu, 28 Desember 2014. Beliau juga memuat tulisan lengkapnya di http://www.yusufmansur.com/kotasungai

image

Ilustrasi (green canyon dok. Pribadi)

Anak yang bertetangga dengan Kota sungai ini adalah gambaran kita dan ummat saat ini. Dikisahkan anak-anak dikurung, berdiam di dalam rumah saja karena berlindung dari bahaya sungai yang mengalir sepanjang kota, alirannya deras, dan sangat dekat dari rumah, buka pintu/jendela sudah terbentang sungai yang sangat panjaaaaaang. Tersedia 3 pilihan. Pilihan pertama diam dan mengunci diri dalam Rumah tanpa tahu apa yang terjadi di luar, dikurung ketakutannya sendiri. Pilihan kedua membuat pagar bahkan tembok yang tinggi dan kokoh di sepanjang sungai, padahal sungai itu amatlah panjang, dan bagaimana mereka dapat melihat sungai itu jika dipagari? Dan pilihan terakhir adalah keluar Rumah dan belajar berenang, belajar berkembang bersahabat dengan sungai yang semula ditakuti, dipelajari bahayanya, dan mengambil keuntungannya.

image

Ilustrasi (dok.pri)

Sering Kali kita terhambat oleh mental block kita sendiri. Serupa kota sungai yang dikisahkan Ustadz Yusuf Mansur sebagai analogi kita dan ummat saat ini. Apa jadinya jika kita tetap berdiam diri, atau bahkan memagari kehidupan kita dari dunia luar. Padahal sungai itu bahkan merupakan sebuah asset negara/asset kehidupan kita semua. Tidak hanya bahaya yang berada di dalamnya, namun begitu Banyak keuntungan yang bisa digali dan didapatkan untuk memakmurkan kehidupan kita semua. Alih-alih malah digunakan oleh pihak luar yang lebih berani dan pandai menggunakan sungai sebagai ladang keuntungan.

image

Kisah kota sungai ini adalah sebuah motivasi, mengandung optimisme di dalamnya. Tak guna mengeluhkan apapun yang orang lain lakukan, yang tidak sesuai dalam pandangan kita. Lebih baik menyalakan lilin daripada menghujat kegelapan. Start where you are, Use what you have, and Do what you can !

Banyak sekali pembicara hebat dalam acara ini, belum lagi sahabat saya yang datang bersama saya, tak kalah hebatnya kami berbagi cerita mengenai “problematika jodoh” huehueee saking serunya malah kurang menyimak pembicara yang di awal acara. 😀

Allah itu romantis, senang memberi kejutan. Ada kalanya saya berdoa, meminta kejutan padaNya. Kejutan apa saja, sedikasiNya. Hehee… Tapi sudah lama rasanya saya tidak meminta kejutanNya, Dialah Allah Yang menghendaki segala sesuatu. 🙂

Malam itu, saya bersebelahan duduk dengan keluarga Ustadz Yusuf Mansur. Ada mba Mae istrinya beliau, dan ketiga putrinya. Awalnya saya juga tidak menyadari mereka siapa, anaknya yang kecil itu senyum terus bermain-main di pangkuan mamanya, manis sekali, tak sungkan dia tersenyum pada saya. Malu-malu kalo saya senyum balik. Sedangkan mamanya pendiam sekali, tidak ad kesempatan saya melihat wajahnya. Ketika Ustadz Yusuf Mansur mulai tausiyah dan membaca Alquran, putrinya yang remaja bicara ke mamanya. Saya nengok, melihatnya, kok kayak kenal, mukanya nda asing. Maka gugling lah saya, mengetik Wirda anak yusuf mansur, eh iyaaaa mirip. Saya inget dia ketika acara talkshow yang bercerita bahwa dia bermimpi bertemu Rasulullah, Subhanallah allahumma sholli ala Muhammad…

Mau foto sebenernya dengan mereka, tapi saya kira nanti malah membuat keributan. Karena mereka duduk di tengah jamaah, bukan di tempat VIP yang telah disediakan. Agak ragu jg takut salah. Hehe… Tapi rasanya senang bisa memperhatikan mereka. Saya berfikir, ini baru deketan duduk ama keluarga Yusuf Mansur, bagaimana jika kelak pada masa yang telah kekal, saya mendapat kesempatan duduk bersama keluarga Rasulullah? Subhanallah… Allahumma sholli ala Muhammad… Berkah Allah bagi Rasulullah dan keluarganya.

Sepulang Kajian, saya mention ustadz Yusuf Mansur di twitternya @yusuf_mansur daaan saya diajakin makaaan bareng keluarganya. Wahhh kejutan Indah di pagi hari, alhamdulillah. Mau leloncatan rasanya, ledakkan bahagia. Ini yang mention baru public figure di dunia, bagaimana jika nama saya di sebut-sebut dalam Alam Kekal nan penuh keindahan barokah Allah, di surgaNya? Ya Allah, gimana rasanya? Subhanallah…
Ehh bukan gimana rasanya? Tapi gimana caranya? 🙂

image

Saya jadii teringat dengan video yang pernah di share Ustadz Yusuf Mansur di blognya, lalu saya download dan mengalirlah kota sungai di mata saya… Haru, rindu berpadu rasa. Silahkan klik link di bawah ini untuk mendownload.
Tak terbayang indahNya.

Terimakasi telah membaca 🙂
Salam silaturahim.

Leave a comment